MERAYAKAN KEHILANGAN



Anda, seorang yang terhormat, akademisi, berwibawa, berpangkat, namun tetap rendah hati dengan karismatik yang memancar kepada semua orang. Anda telah menjadi payung untuk kami kurang lebih empat semester dalam lembaga untuk memajukan intelektual kami, para mahasiswa. Anda ayah bagi kami, ketika menyampaikan masalah pendewasaan diri pun masalah peningkatan kualitas diri. Puluhan mahasiswa yang telah terbiasa berada di bawah naungan yang anda emban. Kepercayaan kami kepada anda sebagaimana anak dan ayah. Nasehat-nasehat anda sudah menjadi asupan wajib bagi kami. Namun, anda selalu merendah dan tidak terlalu menuntut kami untuk menjadi apa yang anda inginkan. Tentunya, tanpa membiarkan kami lalai terhadap tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa.

Rasa kagum. Tidak sedikit dari kami menjadikan anda sebagai panutan dalam beberapa sisi. Figur yang menjadi inspirator kehidupan kami, melalui pengalaman yang telah anda sampaikan kepada kami. Kami akan berusaha untuk meneladani hal-hal positif yang telah anda ajarkan kepada kami. Karena rasa kagum itu tetap ada. Karismatik dari seorang yang tawadhu' seperti anda tidak sedikit diantara kami yang tertarik. Tertarik untuk meneladaninya, mengajarkannya, bahkan mendawamkannya. Bukan hanya itu, sifat qona'ah yang anda ajarkan kepada kami cukup menjadi cermin bagi kami untuk senantiasa bersyukur atas apa yang kami dapatkan saat ini. Tutur kata anda selama ini kepada kami pun senantiasa anda jaga agar tidak keluar dari batas kepantasan menurut pendengaran dan perasaan kami (yang memang dasarnya makhluk perasa...😔). 

Rasa hormat, kami rasa sudah menjadi kewajiban kami untuk menghormati anda sebagai pemimpin, dosen, murabbi, bahkan sebagai ayah sekalipun. Tanpa ada rasa hormat kepada anda, ilmu yang anda sampaikan kepada kami tiada artinya. Rasulullah pun telah mengajarkan adab-adab menuntut ilmu melalui sunnahnya. Meskipun kami kagum dengan sifat-sifat teladan anda, tidak akan menurunkan kehormatan kami kepada anda. Anda telah mengajarkan kami banyak hal tentang menghormati orang lain. Diantara nasehat yang anda sampaikan kepada kami adalah, "Senantiasa tebarkan kebaikan kepada orang lain, meski ia membenci."

Semua yang telah kami lalui bersama anda merupakan momen yang tak pernah tergantikan. Anda sudah terlanjur memahami kami, kami sudah terlanjur enjoy dengan posisi kami. Keluh kesah kami  dengan mudah anda terima dengan solusi yang menenangkan. Kala kami melakukan kesalahan, anda tegur kami tanpa melukai perasaan kami. Namun sesekali anda tidak menuruti apa yang kami inginkan, sebagai tarbiyah agar kami tahu tidak selamanya keinginan itu akan terwujud. Namun, apalah daya kami, posisi anda hendak digantikan oleh seseorang yang telah ditetapkan. Walaupun beliau memiliki kelebihan-kelebihan yang lain, berat bagi kami untuk menerimanya. Mungkin nanti, seiring berjalannya waktu kami dapat menerimanya.

Saat pelepasan diantara kawan kami yang mengambil semester lebih awal, harapan kami anda dapat menghadiri untuk terus mensupport kami yang ditinggalkan. Kami butuh wejangan dari anda untuk mengokohkan hati dan spirit di kemudian hari. Mungkin, hari ini menjadi sad day bagi kami. Terutama bagi 'RAZAN' yang sudah terbiasa dengan anda dalam berbagai hal. Anak-anak sungai mengalir di pipi kami, pa. Rasa kecewa, belum siap menerima, serta berbagai rasa yang kami rasakan bersatu hingga berujung linangan air. Kami sadar, kami tak perlu berlarut-larut untuk bersedih. Sebab, apa yang telah diputuskan tidak akan tergantikan. Wallahu A'lam bish Shawab.

Satu hal yang kami inginkan dari anda: Izinkan kami tetap memanggil anda 'PAPA'.

30 April 2019


Razan's  member

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA HIKMAH DIBALIK UJIAN

ISTIQOMAH SAMPAI HUSNUL KHOTIMAH

NAJIS DIMANA-MANA

CURAHAN HATI DI MALAM TAHUN BARU

KESEMUAN YANG NYATA

PEMUDA DAMBAAN UMMAT

TAKLIM YUUK..

LANGIT...

MASALAH KEHIDUPAN

BURUNG MERAK PARA FUQOHA'