ADA HIKMAH DIBALIK UJIAN



Ujian yang menimpa kita, datang secara tiba-tiba. Bahkan mungkin di saat iman kita melemah, sehingga kita terlalu sedih dan tidak terima dengan apa yang terjadi. Sebagai seorang muslim, kapan pun kita mendapat ujian kita harus siap dan senantiasa tabah menghadapi semua ujian yang menimpa kita. Karena semua itu adalah ujian dari Allah Azza wajalla. Allah menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuan hamba. Jika Allah menimpakan ujian kepada kita, seberat apapun itu insya Allah kita dapat menghadapinya.
 Ujian
Hakekat ujian bukan hanya kesulitan, kesedihan ataupun musibah yang tertimpa pada kita. Rizqi yang kita dapatkan dari Allah, kelapangan kita itu juga termasuk ujian dari Allah. Namun, kebanyakan dari kita tidak menyadarinya bahwa itu juga termasuk ujian dari Allah. Seberapa besar kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Seberapa besar kita bersabar dalam menghadapi kesedihan, kegagalan, kesulitan dan segala macam bentuk musibah lainnya.
Menghadapi Ujian
Segala macam bentuk ujian yang kita dapatkan dari Allah, harus kita hadapi dengan berbagai bentuk pula. Di antaranya adalah:
1.       Ridho
Berlapang dada terhadap ujian apa saja yang menimpa kita, kapan pun dan dimana pun kita berada. Karena itu sudah ketetapan sang Pencipta. Jika hati kita di penuhi dengan rasa ridho, maka dengan mudah kita bisa menghadapi dan menepis segala kesedihan dan kesakitan yang menerpa. Kita tahu bahwa hakekat ujian itu untuk menguji kadar kesabaran dan kesyukuran kita.

2.       Sabar
Al-Junaid berkata bahwa sabar adalah menelan kepahitan tanpa mengerutkan muka. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Sabar itu hukumnya wajib. Karena sabar adalah separuh iman dan separuh yang lainnya adalah syukur.” Banyak orang berkata bahwa sabar itu ada batasnya. Namun Kenyataannya, sabar itu unlimited.
 Agar dapat meningkatkan kesabaran kita, kiat-kiatnya adalah sebagai berikut:
·         Mengikhlaskan niat kepada Allah. Dengan adanya niat ini dapat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah.
·         Memperbanyak tilawah (membaca) al-qur`an. Baik pagi, siang, sore ataupun malam. Dengan disertai pentadaburan makna-makna al-qur`an. Termasuk pula memperbanyak dzikir kepada Allah.
·         Memperbanyak puasa sunnah. Dengan berpuasa dapat mengurangi hawa nafsu.
·         Berusaha dengan kuat dan secara maksimal dalam mengahadapi hal-hal yang negative.
·         Mengingat kembali tujuan kita hidup didunia.
·         Membaca kisah-kisah teladan yang mengajarkan kita tentang arti dan buah kesabaran.
3.       Syukur
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah mendefinisikan bahwa “Syukur adalah menampakkan nikmat Allah berupa pujian dan pengakuan dengan lisan. Kesaksian dan kecintaan dalam hati. Serta ketundukan dan ketaatan yang di realisasikan dalam bentuk perbuatan. Bersyukur, ternyata Allah masih menyisakan apa yang Allah ambil dari kita. Allah memberikan lebih banyak dari apa yang Allah ambil.
Semua ujian dan cobaan, hanya kehendak Allah. Jika kita mendapatkan ujian ataupun cobaan, berarti Allah sayang kita. Allah tahu seberapa besar kemampuan kita. Seberapa besar ujian dan cobaan yang menimpa kita, maka itulah besar kemampuan kita. Selalu berhusnudhon kepada Allah, ketika kita mendapatkan ujian dan cobaan. Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa au akhto'naa, Robbanaa walaa tahmil 'alainaa ishron kamaa hamaltahu 'alalladzina min qoblinaa, Robbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thooqota lanaa bih, wa'fu 'annaa, waghfir lanaa, warhamnaa, Anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qoumil kaafiriin..
Wallahu a'lam..


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISTIQOMAH SAMPAI HUSNUL KHOTIMAH

NAJIS DIMANA-MANA

CURAHAN HATI DI MALAM TAHUN BARU

KESEMUAN YANG NYATA

PEMUDA DAMBAAN UMMAT

TAKLIM YUUK..

LANGIT...

MASALAH KEHIDUPAN

BURUNG MERAK PARA FUQOHA'