MASALAH KEHIDUPAN




Tersebut dalam sebuah kisah tentang tiga pemuda yang sedang berlibur dinegara Eropa. Mereka gunakan waktu libur mereka untuk mengunjungi berbagai tempat wisata. Ketika sampai tujuan, mereka hendak mencari penginapan untuk tempat beristirahat mereka selama berada di Eropa. Mereka tidak menemukan penginapan yang kosong kecuali satu hotel berkelas mewah dengan segala pelayanannya. Setelah mendapatkan hotel tersebut, mereka langsung mendaftar di bagian resepsionis untuk mengetahui dimana mereka akan beristirahat. Tanpa dugaan sebelumnya, mereka mendapatkan satu kamar yang terdapat dilantai ke-75. Dalam hotel tersebut, ada satu peraturan yang harus mereka ketahui. Yaitu ketika penginap hotel kembali ke hotel melebihi jam 11 malam, maka penginap hotel tidak dapat menggunakan lift yang tersedia dan hanya bisa menggunakan tangga manual. Setelah mereka menyepakati peraturan tersebut, mereka langsung menuju kamar mereka untuk beristirahat.
Keesokan hari, yaitu hari pertama mereka berlibur di Eropa untuk mengunjungi berbagai tempat wisata dan mereka kembali ke hotel jam 9 malam. Sesuai kesepakatan, mereka kembali ke hotel tidak melebihi jam 11 malam. Hari kedua, mereka melakukan perjalanan sebagaimana hari yang lalu. Namun, mereka kembali ke hotel pada jam 10 malam. Kali ini, masih selamat dari peraturan. Mereka masih bisa menggunakan lift untuk sampai ke lantai ke-75. Sampailah di hari ketiga, mereka terlalu menikmati keindahan wisata yang ada di Negara Eropa. Hingga kembalilah mereka ke hotel pada jam 11 malam. Kali ini mereka tidak selamat dari peraturan yang ada. Lift yang ada dihotel tersebut telah dimatikan. Kalau mereka mau, harus menaiki anak tangga hingga lantai ke-75.
Salah seorang diantara mereka angkat bicara, memusyawarahkan apakah mereka akan menaiki anak tangga hingga lanta ke-75 atau tetap berada dilantai satu hingga pagi datang. Akhirnya, mereka menemukan ide dengan kreatifitas masing masing. Pemuda pertama, mengusulkan untuk menaiki anak tangga dengan bertukar cerita sedih. Pemuda kedua mengusulkan ketika menaiki anak tangga saling tukar cerita horror. Dan pemuda ketiga mengusulkan ketika menaiki anak tangga saling tukar cerita bahagia. Akhirnya, mereka menggabungkan ketiga ide mereka yaitu, lantai pertama hingga lantai ke-25 pemuda pertama menceritakan kisah sedih, karena baru memulai perjuangannya hendaknya dengan rasa sedih atau haru. Kemudian dilanjutkan oleh pemuda kedua bercerita tentang kisah horror ketika menaiki anak tangga lantai ke-26 hingga lantai ke-50, dengan tujuan ketika takut maka akan tumbuh semangat agar segera sampai kamar. Dan terakhir, pemuda ketiga bercerita kisah bahagia ketika menaiki anak tangga lantai ke-51 hingga lantai ke-75, guna agar ada rona bahagia ketika hendak sampai kamar mereka untuk beristirahat. Sesampai dilantai ke-75 apa yang terjadi?!? Pemuda pertama mengatakan dengan ekpresi kecewa bahwa kunci kamar mereka tertinggal diresepsionis yang berada dilantai satu.


Kita bisa menarik benang merah dari kisah diatas bahwa seperti itulah kehidupan. Kita berjalan menuju suatu tujuan dengan kreatifitas masing-masing. Kita menganggap masalah yang menghadang kita adalah masalah yang mudah. Dapat kita selesaikan dengan kreatifitas kita. Namun, kita tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Bisa jadi masalah yang kita anggap mudah justru menjadi sebaliknya. Oleh karena itu, apabila kita menghadapi suatu masalah kita hadapi dengan kreatifitas dan juga kesiapan kita untuk menghadapi masalah-masalah yang diluar dugaan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ADA HIKMAH DIBALIK UJIAN

ISTIQOMAH SAMPAI HUSNUL KHOTIMAH

NAJIS DIMANA-MANA

CURAHAN HATI DI MALAM TAHUN BARU

KESEMUAN YANG NYATA

PEMUDA DAMBAAN UMMAT

TAKLIM YUUK..

LANGIT...

BURUNG MERAK PARA FUQOHA'