RUSAKNYA JALAN MENUJU ILMU
Mencari ilmu,
harus disertai dengan kejelian. Jeli terhadap jalan yang kita tapaki untuk
mencapai tujuan. Dalam perjalanan itu, adakalanya jalan itu rusak tanpa kita
sadari. Lantaran kelalaian dalam mencari ilmu, ataupun memang jahil terhadap
penghalang-penghalangnya.
Mengenai
rusaknya jalan menuju ilmu, ada beberapa penyebab rusaknya jalan menuju ilmu.
Diantaranya:
1. Niat yang rusak
Menuntut ilmu bukan perkara yang mudah. Penuh
lika-liku yang menyertainya, pengorbanan ekstra sangat dibutuhkan untuk
menjalaninya. Satu hal yang terpenting adalah masalah niat, dalam sunnahnya,
Rosulullah bersabda:
إنما الأعمال بالنيات
"Segala perbuatan itu
tergantung niatnya."
Jika memiliki niat yang lurus,
baik, meniatkan diri hanya mengaharap ridho Allah maka ia akan mendapatkan apa
yang ia niatkan. Dan itu adalah sebaik-baik niat, niat yang murni. Akan tetapi
jika ia meniatkan diri lantaran mengharapkan sesuatu, mengharapkan pujian dan
lainnya, maka niatnya tidak bisa dikatakan niat murni. Sehingga niatnya pun
akan rusak karenanya. Ilmu yang didapatkan pun akan sia-sia. Tidak bermanfa'at
bagi dirinya dan orang lain.
2. Cinta ketenaran dan ingin
berada didepan
Seseorang yang sangat cinta pada
ketenaran, selalu ingin tampil di publik adalah salah satu ciri dari sifat
takabbur. Ia enggan mencari ilmu, namun dengan kejahilannya ia ingin dipandang
sebagai orang yang berilmu.
3. Meremehkan halaqoh-halaqoh
ilmu
Para ulama’ salaf berkata:”
Berkahnya ilmu itu dengan mendatangi bukan dating dengan sendirinya.” Tanpa
kita mendatangi halaqoh-halaqoh ilmu, ilmu tidak akan sampai kepada kita.
Karena ilmu itu didatangi dan tidak akan pernah datang kepada manusia. Jika
tidak ada kemauan dari diri sendiri, maka akan menyesal dipenghujung hidupnya.
4. Mencari alasan dengan
banyaknya kesibukan
Banyaknya kesibukan bukanlah
suatu alasan yang tepat untuk tidak hadir dalam halaqoh ilmu. Terlebih sibuk
dalam urusan dunia. Alasan tersebut datang dari syaithon, agar manusia enggan
mencari ilmu dan lebih mengedepankan hawa nafsunya. Coba kita menoleh ke zaman
para ulama’ salaf, mereka sangat mengedepankan ilmu daripada urusan dunia. Sehingga
yang menyibukkan mereka adalah ilmu bukan dunia, yang ada dalam pikiran mereka
hanyalah urusan akhirat, akhirat dan akhirat. Sesibuk apapun kita dengan urusan
dunia akan tetapi ada tekad untuk mencari ilmu, Allah akan memberi kemudahan
dalam mencarinya.
5. Meremehkan mencari ilmu
diwaktu kecil
Menginginkan kesuksesan dunia
akhirat tanpa disertai tekad untuk mencari ilmu adalah sebuah angan-angan
kosong yang tak bernilai sedikitpun. Diantara angan-angan itu adalah enggan
mencari ilmu diusia muda. Ia ingin menjadi seperti para ulama salaf, akan
tetapi ia enggan mecari ilmu. Padahal, masa muda dikatakan masa keemasan dalam
mencari ilmu. Banyak keutamaan mencari ilmu ketika usia muda. Hingga ulama’
berkata dalam kata mutiaranya:
التعلم
في الصغر كالنقش علي الحجر
“Belajar diwktu kecil, bagaikan mengukir diatas batu”.
Ingatan ketika usia kecil/ muda akan selalu membekas hingga
tua kelak. Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu muda dengan hal-hal yang
tidak bermanfa’at.
6. Menjauhkan diri dari perkara
realita dalam mencari ilmu
Dalam mencari ilmu, hendaknya
kita mengetahui realita yang terjadi pada saat ini. Mengetahui realita yang terjadi
disekitar kita disertai ilmu syari’at yang kita pegang. Tanpa ilmu syar’i,
manusia mengutarakan pendapat sesuai dengan nafsu pribadinya, membuat suatu
hukum menurut pikiran pribadi.
Bersambung…
Disadur dari kajian Ust. Tengku
Azhar
Komentar
Posting Komentar