KESEMUAN YANG NYATA
Akhwaty
fillah…
Dunia maya
yang merupakan ruang semu dapat memberi makna dan pengaruh yang nyata.
Fatamorgananya dapat dirasa oleh setiap individu yang meluncur didalamnya.
Terkadang, ia berkamuflase menjadi kafein yang memberi rasa candu para penikmatnya.
Dunia maya, sarang sosial media nan eksotis dengan berbagai aplikasinya. Melihat
media sosial yang meruyak ke khalayak masyarakat di era digital ini, menjadi
acuan utama dalam segala hal. Tak memandang tua, muda, pejabat, rakyat pribumi,
kaum venus maupun mars tertarik pada dunia maya dengan segenap aplikasinya.
Gelar muslimah
yang telah tersandang pada diri kita menuntut kita untuk merealisasiakan adab
dalam bersosialisasi, sekalipun hanya melalui sosial media. Beradab, berakhlak,
bertutur kata dengan bahasa nan indah namun penuh norma. Memilah-pilah lautan ilmu pengetahuan patut kita senantiasakan,
meninggalkan riak-riak ombak syubhat dan syahwat yang senantiasa menderu. Menancap
kebijakan dalam diri agar kebajikan yang didapat, luput dari bulu-bulu candu
yang melenakan. Berasaskan
niat menggapai ridha Ilahi, menegakkan kebenaran dengan segenap ilmu yang telah
didapat. “Sampaikan walau hanya seayat.”. begitulah titah yang telah
RasulNya sampaikan.
Namun sayang
ketika nafsu merajai hati, candu yang melenakan akan mengalir begitu mudah
tanpa hambatan. Membungkam ilmu yang telah didapat, hanya membebek hawa nafsu.
Batasan-batasan yang semula melindunginya, luluh lantah oleh kuatnya dentuman
nafsu yang berkuasa. Fitnah syubhat dan syahwat pun begitu antusias merasuk
dalam hati penghamba nafsu. Kata-kata panas tertulis dikolom komentar menyulut
api permusuhan antar pengguna media sosial. Tak sedikit mempublikasikan daily
activity yang tak sepatutnya dipublikasikan. Menebar kasih dan pesona pada
insan ajnabi yang haram. Memilukan memang, apa daya jika telah membabi
buta. Hanya Allah, Penggerak hati manusia untuk kembali dijalanNya.
Akhwaty
fillah…
Segala konsekuensi akan kembali kepada masing-masing
individu yang melakukannya. Perbuatannya tak terwujud secara nyata, namun
dampaknya begitu nyata bagi pelakunya. Pisau bermata dua ini akan menusuk
sasaran sesuai genggaman dan arah yang dituju. Pilihan ada ditangan setiap
individu, dipandang positif atau negatif. Alangkah mulianya jika mengambil sisi
positifnya. Membangun peradaban Islam nan kaffah namun tetap mengikuti
perkembangan zaman yang semakin melejit. Tak ada kata lelah untuk senantiasa
mengobarkan panji-panji kebenaran dengan mengharap ridha Allah Ta’ala. Wal’iyyadzu
billah ‘an syarri an-nafsi. Wallaahua’lam.
Komentar
Posting Komentar