TELUNJUK BERSYAHADAT
Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap
sholat, menolak untuk menuliskan barang satu huruf sebagai penundukan
atau menyerah kepada rezim thowaghith.~Sayyid Quthb~
Sepenggal kisah yang mengharukan paska eksekusi meninggalnya Sayyid Quthb. Ketika cambuk di ayunkan berkali-kali ke tubuhnya, dengan teguh dan kukuhnya beliau selalu lantunkan dzikir-dzikir kepada Allah. Semakin disiksa, semakin banyak beliau beribadah dan senantiasa melakukan sunnah-sunnahnya. Beliau habiskan masa hidupnya dalam sel yang disediakan para rezim thaghut. Suatu hari, beliau didatangi oleh saudaranya yang meminta agar beliau mengaku bahwa beliau bersalah. Dengan tegas beliau berkata " Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap sholat, menolak untuk menuliskan barang satu huruf sebagai penundukan atau menyerah kepada rezim thowaghith."
Hari eksekusi mati akhirnya datang juga, beliau dituntun oleh dua orang penjaga sel. Para thoghuth hari itu mengeksekusi beberapa orang seperti sayyid quthb waktu itu. Sebelum mereka di eksekusi, mereka saling memberikan nasihat antara satu dengan yang lain. Ketika tali ngantung telah melingkar di leher mereka, datanglah seorang perwira membawa kabar bahwa eksekusi dibatalkan dengan syarat, Sayyid Quthb dan kawan-kawan beliau menuliskan keterangan bahwa mereka benar-benar bersalah. Namun, beliau masih tetap kukuh dengan perkataannya "Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap sholat, menolak untuk menuliskan barang satu huruf sebagai penundukan atau menyerah kepada rezim thowaghith." Aku lebih memilih mati daripada mendapatkan dunia. Terjadilah eksekusi yang pada awalnya telah direncanakan. Seketika itu, dua orang penjaga sel Sayyid Quthb bertaubat kepada Allah, taubatan nasuuhaa..
MaasyaaAllah..T_T
-----------------------------
Dikutip dari muqoddimah buku Ma'alim Fie Ath-thoriq
Sepenggal kisah yang mengharukan paska eksekusi meninggalnya Sayyid Quthb. Ketika cambuk di ayunkan berkali-kali ke tubuhnya, dengan teguh dan kukuhnya beliau selalu lantunkan dzikir-dzikir kepada Allah. Semakin disiksa, semakin banyak beliau beribadah dan senantiasa melakukan sunnah-sunnahnya. Beliau habiskan masa hidupnya dalam sel yang disediakan para rezim thaghut. Suatu hari, beliau didatangi oleh saudaranya yang meminta agar beliau mengaku bahwa beliau bersalah. Dengan tegas beliau berkata " Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap sholat, menolak untuk menuliskan barang satu huruf sebagai penundukan atau menyerah kepada rezim thowaghith."
Hari eksekusi mati akhirnya datang juga, beliau dituntun oleh dua orang penjaga sel. Para thoghuth hari itu mengeksekusi beberapa orang seperti sayyid quthb waktu itu. Sebelum mereka di eksekusi, mereka saling memberikan nasihat antara satu dengan yang lain. Ketika tali ngantung telah melingkar di leher mereka, datanglah seorang perwira membawa kabar bahwa eksekusi dibatalkan dengan syarat, Sayyid Quthb dan kawan-kawan beliau menuliskan keterangan bahwa mereka benar-benar bersalah. Namun, beliau masih tetap kukuh dengan perkataannya "Telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap sholat, menolak untuk menuliskan barang satu huruf sebagai penundukan atau menyerah kepada rezim thowaghith." Aku lebih memilih mati daripada mendapatkan dunia. Terjadilah eksekusi yang pada awalnya telah direncanakan. Seketika itu, dua orang penjaga sel Sayyid Quthb bertaubat kepada Allah, taubatan nasuuhaa..
MaasyaaAllah..T_T
-----------------------------
Dikutip dari muqoddimah buku Ma'alim Fie Ath-thoriq
recomended
BalasHapussubhanallah
BalasHapus